LINE Story™

Apa itu cinta?
Saya juga tidak tahu mengapa pertanyaan itu yang Saya tulis untuk mengawali post ini. Yup, apa itu cinta? Ini pertanyaan yang sangat klise, ya?! hehe... dan sampai sekarang pasti sudah terdapat banyak jawaban untuk pertanyaan tersebut. Dan mungkin banyak juga yang mengatakan:
"Cinta itu untuk dirasakan dan susah untuk mengungkapkannya dalam kata-kata"
... haaakciiinnggg... ups, maaf. Ya, mungkin memang benar, Saya sendiri juga sampai saat ini gak ngerti juga definisi yang tepat untuk "cinta". Mungkin memang benar kalo kita mendapatkan dengan sendirinya definisi cinta itu saat kita merasakannya, terbukti beberapa kejadian cinta bisa menyebabkan orang mendadak jadi puitis, salah tingkah, snyum-senyum sendiri, suka ngelamun (tapi gak jorok) sendiri, kehidupannya jadi penuh warna dan jadi semangat untuk belajar, bekerja dan ngapa-ngapain, dan banyak lagi kejadian dadakan karena cinta. Mungkin dari kamu-kamu semua juga pernah mengalami salah satu dari kejadian-kejadian tadi #eaaa. Perasaan dari tadi "mungkin" mulu... ehehehe...



Kalo lihat judul dan tulisan Saya yang tentang cinta ini kayak gak nyambung gitu ya?! But wait, What the meaning of the title "LINE Story™"? ...ehem... LINE di sini adalah sebuah singkatan yang mempunyai kepanjangan "Love is never ending™" (pretty cool, right?! :D ). Yup, jadi "LINE Story™" di sini berarti "Cerita Cinta yang tidak pernah berakhir". Kenapa Saya membuat "LINE Story™"? Itu karena kita tidak bisa hidup tanpa cinta (ya gak?!), dan Cinta itu akan indah kalo tidak pernah berakhir seperti garis (LINE) yang terus terhubung tanpa terputus (dalem ya?! ehehe). Dengan ini Saya akan mulai untuk menulis cerita cinta di blog saya ini dengan label "LINE Story™", cerita cinta ini tidak melulu tentang orang yang sedang menjalin kasih a.k.a pacaran aja, tapi cinta yang lebih luas lagi (ben mumet sisan). Di situ akan terdapat cerita-cerita cinta dari pengalaman Saya dan dari curhat temen-temen Saya tentang yang mereka alami. Ini pasti akan menarik. Jadi tunggu aja cerita-cerita cinta yang akan Saya tulis nanti di blog saya ini.

Tapi tunggu dulu, kamu-kamu semua juga bisa berkontribusi jika punya pengalaman tentang cinta yang ingin dibagikan dan ingin Saya untuk menulis ceritanya. Kamu-kamu semua bisa kirim email ke johnwise37@gmail.com dengan subjek LINE Story, bisa juga tulis di dinding halaman Facebook Wiseville dengan diakhiri kata-kata LINE Story, juga bisa mention saya di Twitter @johnwise37 dengan hashtag #LINEStory, dan cara yang paling mudah adalah tinggalkan komentar kamu-kamu di bawah post ini :D. Owh iya, LINE mungkin seperti nama aplikasi messenger gitu ya, makanya nulis yang lengkap LINE Story atau #LINEStory.

Oke sip, sampai ketemu di post selanjutnya yang mungkin bukan tentang LINE Story karena mungkin masih Saya olah ceritanya. Yup, I'll see you ASAP :D.

Komentar

  1. #LINEStory part one, saya selalu kagum dengan teman-teman saya yang mampu tetap mencinta di tengah perbedaan prinsip (agama.red). Tidak adil rasanya di negara ini cinta dua insan tidak bisa bersatu karena perbedaan agama. Tapi saya juga tidak setuju kalau ada yang pindah agama hanya karena alasan cinta terhadap sesama. Rasanya seperti menduakan Tuhan, menurut saya.
    #LINEStory part two, seorang anak dianggap durhaka ketika tidak mampu mencintai orang tuanya dengan tulus (tidak berbakti.red. Namun, sebutan orang tua durhaka untuk mereka yang tidak mencintai anak kandungnya, menelantarkan, menyiksa, bahkan membunuhnya, justru terdengar aneh di telinga. Padahal beberapa tahun belakangan ini, semakin banyak saja orang tua yang tidak tahu diri semacam itu.
    #LINEStory part three, semakin saya bertambah usia, saya merasa semakin luntur cinta saya terhadap bahasa Jawa, mengingat pembelajaran bahasa Jawa yang selama ini saya dapat di SD-SMA tidak menarik dan sejak kecil saya tidak pernah diajarkan untuk berbahasa Jawa di rumah. Setelah saya beranjak dewasa, ceilah :P, saya baru menyadari ada filosofi tinggi di dalam bahasa tersebut. Malu rasanya ketika ada orang asing yang lebih mampu menguasai bahasa atau kebudayaan Jawa, ketika nanti *knockknock* diakui bangsa lain, kita baru kemudian sibuk berkoar-koar bahwa itu adalah milik kita, tapi kita atau mungkin tepatnya saya tidak pernah berbuat sesuatu yang berarti sebagai tanda cinta terhadapnya. Ironis.
    Huaaa..panjang ya komennya..hihi..maap ya..
    sukses terus nulisnya.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. wow... banyak inspirasi nih, bakalan lama nih ngolah tulisannya... hehe... ditunggu aja ya, kyknya aku jadi punya ide untuk tulisan berikutnya nih. thanks ya... :D

      Hapus

Posting Komentar